BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Branca (1965) mengemukakan: Perceptions are orientative reactions to stimuli. They have in past been determined by the past history and the present attitude of the perceiver. Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Devenisi Persepsi
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Pembedaan dengan sensasi
Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.
B. Jenis-jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum.
Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
C. Persepsi Menurut Para Pakar
Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah:
1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).
2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).
3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).
4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson).
5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).
6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadaplingkungan oleh seorang individu (Krech).
7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
Persepsi pada dasarnya menyangkut proses informasi pada diri seseorang dalam hubungannya dengan objek stimulus. Dengan demikian persepsi merupakan gambaran arti atau interprestasi yang bersifat subjektif, artinya persepsi sangat tegantung pada kemampuan dan keadaan diri yang bersangkutan. Dalam kamus psikologi persepsi diartikan sebagai proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu di lingkungannya dengan menggunakan indera yang dimilikinya, sehingga menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan tersebut (Dali, 1982). Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996) mengatakan, persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan.
Tinjauan terhadap konsep persepsi, khususnya untuk objek-objek lingkungan dapat dikaji melalui dua pendekatan, yaitu :
(1) melalui pendekatan konvensional,
(2) pendekatan ekologis terhadap lingkungan. Menurut Backler dalam Abdurahman
(1987), hubungan manusia dengan lingkungan merupakan titik tolak dan merupakan
sumber informasi, sehingga terlihat individu menjadi seorang pengambil keputusan.
Gambar 1: Skema Persepsi Menurut Backer
Sumber : Abdurahman, Maman (1988)
Dengan demikian persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di lingkungannya. (Eytonck, 1972).
Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. (Meider, 1958).
Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia. Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, antara mahasiswa dengan dosen. Adanya interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas menjadikan masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling memberikan tanggapan, penilaian dan persepsinya.
Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas. Persepsi adalah suatu proses yang kompleks dimana kita menerima dan menyadap informasi dari lingkungan (Fleming & Levie, 1978). Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut Muhyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
1) orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan,
kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian),
2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses dan lain-
lain),
3) stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih,
gembira dan lain-lain).
D. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor – faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Denagn demikian persepsi itu terkait oleh budaya ( culture - bound ). Kelompok – kelompok budaya boleh jadi berbeda dalam mempersepsikan sesuatu. Orang Jepang berpandangan bahwa kegemaran berbicara adalah kedangkalan, sedangkan orang Amerika berpandangan bahwa mengutarakan pendapat secara terbuka adalah hal yang baik.
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan 6 unsur budaya yang secara langsung mempegaruhi persepsi kita ketika kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni :
• kepercayaan (beliefs), nilai ( values ), sikap ( attitude ) • pandangan dunia ( world view )• organisasi sosial ( sozial organization ) • tabiat manusia ( human nature )• orientasi kegiatan ( activity orientation ) • persepsi tentang diri dan orang lain ( perseption of self and other )
BAB III
PENUTUP
Dapat kami simpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Persepsi itu penting dalam studi perilaku organisasi karena perilaku orang yang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa itu realitas dan bukan mengenai realitas itu sendiri.
Oleh karena itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Karena dengan persepsi kita dapat menafsirkan apa yang akan kita lakukan untuk kedepannya dengan persiapan yang menjadi arahan dalam mencapai cita-cita kita.
DAFTAR PUSTAKA
Thoha, Miftah. 1983. Perilaku organisasi. Jakarta: Rajawali Perss.
Robert, Dkk. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Veithzal, Prof. Dr. Rivai, MBA. 2007. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Siagian, Prof. Dr. Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Gitosudarmo, Drs. Indriyo. M.Com. 1997. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Abdurahman dan Maman.(1988). Geografi Perilaku : Suatu Pengantar Studi Tentang
Persepsi Lingkungan. Dirjen Dikti,Jakarta.
Fremont E. kast, James E. Rosenzweig (2002), Organisasi dan Manajemen 1, Jakarta,
Bumi Aksara.
Gibson, James L; Ivancevich, J.M , Danelly, Jh.JR. (1988). Organisasi dan manajemen:
struktur, prilaku dan proses, Terjemahan Djoerban wahid. Jakarta: Aksara Baru
http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi"
Beccary. Blog at WordPress.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar