Sabtu, 01 Mei 2010

Masa Daulah Umayyah

Bani Umayyah ( Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin ‘Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I.

Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah Ibn Abi Sufyan Radhiallahu ‘anhu, dimana pemerintahan yang bersifat Islamiyyah berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun), yaitu setelah al-Hasan bin ‘Ali Radhiallahu ‘anhuma menyerahkan jabatan kekhalifahan kepada Mu’awiyah Ibn Abu Sufyan Radhiallahu ‘anhu dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada saat itu sedang dilanda fitnah akibat terbunuhnya Utsman Ibn Affan Radhiallahu ‘anhu, perang jamal dan penghianatan dari orang-orang al-khawarij dan syi’ah.

Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah Ibn Abu Sufyan Radhiallahu ‘anhu mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid Ibn Muawiyah Rahimahullah. Muawiyah Ibn Abu Sufyan Radhiallahu ‘anhu bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut.

Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Utsman Ibn Affan dan Ali Ibn Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu ajma’in dilanjutkan kembali oleh daulah ini. Di zaman Muawiyah Ibn Abu Sufyan Radhiallahu ‘anhu, Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah timur, Muawiyah Radhiallahu ‘anhu dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik Ibn Marwan Rahimahullah. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil 

menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman al-Walid ibn Abdul Malik Rahimahullah. Masa pemerintahan al-Walid Rahimahullah adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah al-Jazair dan Maroko dapat ditundukan, Thariq bin Ziyad Rahimahullah, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.

Di zaman Umar ibn Abdul-Aziz Rahimahullah, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan ini dipimpin oleh Aburrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi Rahimahullah. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, al-Ghafiqi Rahimahullah terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah (mediterania) juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah ini.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah Radhiallahu ‘anhu mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Abdul-Malik Rahimahullah mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul-Malik Rahimahullah juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilan Khalifah Abdul-Malik Rahimahullah diikuti oleh puteranya Al-Walid ibn Abd al-Malik Rahimahullah (705-715 M) seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh negara secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.
Faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran.
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Abdullah bin Saba’ al-Yahudi) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.

3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.

4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.

5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
Kekhalifahan Utama di Damaskus

1. Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M
2. Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M
3. Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M
4. Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M
5. Abdullah Ibn Zubair Ibnul Awwam, (interegnum).
6. Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M
7. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M
8. Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M
9. Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M
10. Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M
11. Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M
12. Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M
13. Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M
14. Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M
15. Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H / 744-750 M

DAULAH UMAYYAH DI ANDALUSIA

Khalifah pertama Bani Umayyah di Andalusia adalah Abdur Rahman bin Mu'awiyah bin Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan. Dia dibaiat sebagai Amir saat berada di Andalusia dalam status sebagai pelarian. lni terjadi pada tahun 138 H. Dia adalah seorang khalifah yang dikenal memiliki wawasan keilmuan yang sangat luas. Meninggal pada bulan Rabiul Awal tahun 170 H.
Setelah itu dia digantikan oleh anaknya yang bernama Hisyam bin Abu al-Walid di bulan Shafar tahun 180 H.
Al-Hakam Abu al-Muzhaffar yang bergelar al-Murtadha menjadi Amir setelah meninggal ayahnya, Hisyam. Dia meninggal pada bulan Dzulhijjah tahun 206 H.
Setelah itu anaknya yang bernama Abdur Rahman naik menjadi Amir. Dia adalah orang yang pertama kali mengangkat nama kerajaan Bani Umayyah di Andalusia. Di masa pemerintahannya inilah dibuat mata uang dirham yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh mereka sendiri. Dalam transaksi mereka menggunakan uang yang dipergunakan di wilayah Timur. Abdur Rahman ini memiliki kesamaan dengan al-Walid bin Abdul Malik dalam hal kesombongannya, dan memiliki kesamaan dengan al-Makmun dalam hal kecintaannya kepada filsafat. Dia adalah orang pertama yang memasukkan filsafat ke Andalusia. Meninggal pada tahun 239 H.
Sepeninggalnya, dia digantikan oleh anaknya yang bernama Muhammad yang meninggal pada tahun 273 H. Kemudian dia digan¬tikan oleh anaknya al-Mundzir yang meninggal pada bulan Shafar tahun 275 H.
Setelah itu, al-Mundzir digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah. Dia adalah khalifah yang paling baik di Andalusia baik secara ilmu pengetahuan maupun dari sisi agama. Dia meninggal pada bulan Rabiul Awwal tahun 300 H.
Setelah cucunya yang bernama Abdur Rahman bin Muhammad yang bergelar an-Nashir naik menjadi khalifah dan dialah orang pertama yang menggunakan gelar khalifah di depan namanya di Andalusia dan sekaligus menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin. Ini terjadi pada saat khilafah Bani Abbas mengalami kemunduran yang sangat tajam di masa pemerintahan al-Muqtadir. Orang-orang sebelum dia menyebut dirinya hanya dengan Amir. Dia meninggal pada bulan Ramadhan tahun 350 H. Dia digantikan anaknya yang bernama al-Hakam al¬-Mustanshir yang meninggal pada bulan Shafar tahun 366 H. Lalu naik Hisyam al-Muayyid yang kemudian dicopot dan dipenjarakan pada tahun 399 H.
Setelah itu Muhammad bin Hisyam bin Abdul Jabbar bin an¬NashirAbdur Rahman naik menjadi khalifah dengan memakai gelar al¬-Mahdi. Dia duduk sebagai khalifah hanya dalam waktu enam belas bulan karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh keponakan¬nya sendiri yang bernama Hisyam bin Sulaiman bin an-Nashir Abdur Rahman. Dia berhasil merebut kursi khilafah dan bergelar ar-Rasyid. Setelah itu pamannya memeranginya dan dia pun dibunuh. Para pem¬besar sepakat untuk mencopot pamannya sehingga membuatnya menyembunyikan diri dan akhirnya dibunuh. Orang-orang membaiat anak saudara Hisyam yang terbunuh tadi yang bernama Sulaiman bin al-Hakam al-Mustanshir yang kemudian memakai gelar al-Musta'in. Akhimya dia pun diperangi dan ditawan pada tahun 406 H.
Setelah itu naik Abdur Rahman bin Abdul Malik bin an-Nashir yang bergelar al-Murtadha. Dia dibunuh di akhir tahun itu. Terbunuhnya Abdur Rahman sekaligus menandai kemunduran dinasti Umayyah di Andalusia.
Setelah itu berdirilah dinasti Alawiyah Husainiyah. Yang menjadi penguasa pertamanya adalah an-Nashir bin Hammud. Dia naik men¬jadi penguasa pada bulan Muharram tahun 407 H. Pada bulan Dzulhij¬jah tahun 408 H dia terbunuh yang kemudian digantikan oleh sau¬daranya yang bemama al-Ma'mun al-Qasim. Namun dia dipecat pada tahun 411 H.
Setelah itu keponakannya yang bemama Yahya bin an-Nashir naik menjadi penguasa dengan menggunakan gelar al-Musta'ia. Dia dibunuh setelah memerintah hanya dalam waktu setahun tujuh bulan.
Setelah itu dinasti Umayyah bangkit kembali. Sebagai khalifah¬nya adalah al-Mustazhhir Abdur Rahman bin Hisyam bin Abdul Jabbar yang kemudian dibunuh setelah lima puluh hari memerintah.
Muhammad bin Abdur Rahman bin 'Ubaidillah bin an-Nashir bin Abdur Rahman naik menggantikannya dengan gelar al-Mustakfi. Dia dicopot setelah memerintah selama setahun empat bulan.
Hisyam bin Muhammad bin Abdul Malik bin an-Nashir Abdur Rahman menggantikanya. Dia bergelar al-Mu'tamad. Dalam jangka beberapa waktu dia memerintah. Setelah itu dicopot dan dipenjara¬kan hingga meninggalnya pada bulan Shafar tahun 428 H.
Kematiannya juga merupakan lonceng kematian dinasti Bani Umayyah di Andalusia.
di 8:39 AM

DAULAH UMAWIYAH / UMAYYAH I
A. Asal Usul Nama Daulah UmayyahNama daulah Umayyah berasal dari nama Umayyah Ibnu Abdi Syam Ibnu Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliyah. Umayyah dari awalnya memang sudah bersaing dengan keluarga Hasyim Ibnu Abdi Manaf dalam memperebutkan kekuasaan dan kehormatan karena memang mereka telah mencukupi syarat untuk berkuasa di zaman itu. Yaitu dari keluarga bangsawan, mempunyai cukup kekayaan dan putra-putra terhormat di masyarakat.
Sesudah islam datang persaingan tersebut menjadi permusuhan yang nyata. Bani Umayyah dengan tegas menentang Rasulullah dan berusaha menggagalkan dakwah beliau. Yang menyokong dakwah Rasulullah adalah Bani hasyim, dalam peperangan badar kekuatan Quraisy hampir semuanya berpusat pada Bani Abdi Syam. Abu Sufyan yang memiliki iring-iringan unta pembawa dagangan dari Syam ke Mekkah, setelah mengetahui kaum muslimin di Madinah akan menghadang mereka, ia meminta bantuan kepada orang-orang Quraisy untuk menolongnya. Maka penduduk Mekkah di bawah pimpinan Abu Jahal dan Utbah Bin Rabi’ah Ibnu Abdi Syam. Sehingga baik kafilah yang datang dari Syam maupun pasukan penolong dari Mekkah semuanya di bawah pimpinan Bani Abdi Syam, sehingga dari sini timbullah kecongkakan dan kesombongan mereka.

Dengan demikian bani Umayyah adalah orang-orang yang paling akhir dalam masuk islam. Akan tetapi jasa-jasa mereka terhadap islam jarang tandingannya. Ini dibuktikan seperti Abu Sufyan yang kehilangan sebelah matanya ketika ikut berperang bersama Rasulullah, dan kehilangan sebelah matanya lagi ketika mengikuti perang yarmuk di bawah pimpinan putranya sendiri Yazid Bin Abi Sufyan.
Dari semula Bani Umayyah telah menginginkan jabatan kholifah, akan tetapi belum ada kesempatan pada masa pemerintahan abu Bakar dan Umar, maka pada masa kholifah Usman, bani umayyah mendapatkan harapan besar dan menyokong secara terang-terangan pencalonan Usman sehingga usman terpilih. Semenjak saat itu mulailah banu umayyah meletakkan dasar-dasar menegakkan khilafah umayyah sehingga dikatakan khilafah umayyah pada hakikatnya telah mulai berdiri sejak pengangkatan Usman menjadi khalifah. Pada zaman Usman Muawiyah memperkuat dirinya dan menyiapkan daerah Syam untuk menjadi pusat kekuasaan islam dimasa datang.

Kelurgaa bani Umayyah terdiri darai dua cabang, cabang pertama adalah keluarga Harb Ibnu Umayyah, dan cabang kedua adalah keluarga abul Ash Ibnu Umayyah. Kebanyakan khalifah-khalifah berasal dari cabang yang kedua sedangkan dari cabang yang pertama hanyalah Muawiyah, putranya dan cucunya.

Pemerintahan Umawiyah (41-132 H / 661- 749 M)
Pemerintahan ini berdiri setelah khalifah rasyidah ditandai dengan terbunuhnya ali pada tahun 40 H / 661 M. Dihitung mulai Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Rabiul awal 41 H / 661 M. Dan berakhir dengan kekalahan khalifah Marwan bin Muhammad diperang Zab pada bulan jumadil ula 132 H / 749 M. Jadi pemerintahan banu Umayyah berlangsung 91 tahun dan diperintah sebanyak 14 orang, dengan menempatkan damaskus sebagai ibu kota.

B. Khulafa’ bani Umayyah
1. Muawiyah bin Abi Sufayan (41-60 H / 661- 729 M)
Muawiyah dilahirkan 15 tahun sebelum hijrah.. Muawiyah masuk islam pada tahun 6 H / 627 M pada saat terjadi perjanjian hudaibiyah, Waktu itu ia berusia 23 tahun, tetapi pada saat itu dia masih belum menampakkan keislamannya, islam baru ia tampakkan pada tahun 8 H sat terjadi fathu al makkah.
Muawiyah sering mengikuti perng bersama Rasulullah yaitu pada perang hunain dan thaif, Rasul memberikan ghanimah dalam jumlah yang besar padanya karena ia dianggap sebagai muallaf, lama kelamaan keislamannya semakin kuat, selain itu ia juga ikut dalam perang yarmuk dan membuka Syam dibawah pimpinan Yazid dan menaklukkan qaisariyah dan sebagian pesisir Syam.
Muawiyah adalah seorang pemimpin yang berkepribadian kuat dan amat jujur serta ahli dlam politik. Inilah yang menyebabkan khalifah Umar suka kepadanya dan selanjutnya dimasa khalifah Usman semua daerah Syam diserahkan kepada Muawiyah. Muawiyah telah berhasil memegang jabatan sebagai gubernur selama 20 tahun dan sesudah itu menjad khalifah selam 20 tahun.
Setelah Usman terbunuh dan ali diangkat menjadi khalifah datanglah masanya Muawiyah untuk memulai peranannya:
a. Pemberontakan terhadap khalifah
Tatkala Ali dibaiat sebagai khalifah, dia memecat semua gubernur, namun Muawiyah menolak pemecatan itu dan sekaligus tidak mau membaiat ali sebagai khalifah. Sejak itulah mulai berlangsung serangkaian pertempuran yang terpenting adalah pertempuran di shifin, pada saat kecamuk tersebut ali ditikam oleh Ibnu Muljim sehingga membawanya kepada kematian. Sejak itulah kekuasaan sepenuhnya berada ditangan Muawiyah.
Setelah Ali meninggal, dia digantikan oleh puteranya Hasan bin ali melalui pembaiatan umum. Pada masa pemerintahan Hasan mengalami banyak kesulitan disebabkan ia tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan dan jiwa kepahlawanan sebagaimana ayahnya, dimana yahnya saja yang berbekal banyak pengetahuan dan berjiwa kepahlawanan namun ia masih dihadapkan pada kesulitan yang tiada penyelesaian, apalagi hasan, hasan banyak diceritakan kalau ia adalah pemuda yang suka kawin cerai, dalam riwayat dikatakan bahwa ia kawin 100 kali. Disebabkan inilah ia tidak mampu menjalankan tampuk kepemimpin dengan baik sehingga banyak terjadi kekacauan pada masanya. Banyak yang mengingkan agar Hasan turun dari jabatannya termasuk adalah Muawiyah. Pada saat itu hasan mau mengundurkan diri dari kepemimpinanannya tapi dengan beberap syarat, yaitu:
o Muawiyah tidak menaruh dendam pada orang irak
o Menjamin keamanan dan memaafkan mereka
o Pajak tanah ahwaz diperuntukkan padanya dan diberikan tiap tahun
o Muawiyah membayar pada saudaranya, yaitu Husein 2 dinar
o Pemberian kepada bani Hasyim harus lebih banyak dari pada bani Abdi Syam.
b. Penaklukan dimasa pemerintahan bani umayyah
o Wilayah barat
Wilayah Romawi, dia berhasil menaklukkan Jurba di Tunisia pada taahun 49 H, kepulauan Rodesia pada tahun 53 H, kepulauan Kreta pada tahun 55 H, kepulauan Ijih pada tahun 57 H,.
Wilayah Afrika, Benzaeat ditaklukan tahun 41 H, Qomuniyah dan susat ditaklukan pada tahun 45 H, dan penaklukan wilayah Kur Sudan sampai pada al Jazair.
o Wilayah timur (negeri Asia tengah Sindh)
Berhasil menaklukan Sajistan, Thakharistan pada tahun 45 H, pada tahun 44 H kaum muslimin menyerang wilayah Sindh dan India, sehingga kawasan tersebut tidak selamanya stabil kecuali pada masa Walid bin Abdul Malik
c. Wafat
Muawiyah telah melalui sejarah hidupnya dengan jejak yang baik, masa pemerintahannya dianggap sebagai salah satu pemerintahan yang paling baik dengan dalam perjalanan kekuasaan islam, keamanan terjamin, unsur-unsur yang memeranginya selalu kalah dan banyak melakukan ekspansi. Dia wafat pada tahun 60 H / 679 M, setelah memerintah selama 20 tahun.
2. Yazid bin Muawiyah (60-164 H / 679-683 M)
Dia bernama Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan, dia tumbuh dalam kehidupan yang serba mewah dan manja. Dalam hidupnya ia suka bersenang-senang dan berburu.
Seluruh negeri membaiatnya menjadi khalifah setelah ayahnya wafat.
Yazid Ibnu Muawiyah memegang tampuk kekuasaan dalam beberapa hari saja ini dikarenakan banyaknya kesulitan yang timbul di masanya. Walaupun Muawiyah telah berjuang dalam masa yang panjang untuk menduduki kekhalifahan, namun setelah ia meninggal jabatan tersebut tidak berada pada anak cucunya. Muawiyah meskipun telah berusaha dengan sepenuh tenaga agar puteranya Yazid menjadi khalifah setelah ia wafat, namun kesulitan yang besar telah menunggu puteranya tersebut. Maka pada hakikatnya Muawiyah bukanlah mendudukkan puteranya disinggasana kekuasaan akan tetapi malah diatas sebuah roda yang terus menerus berputar yang menyebabkan ia jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.
”Amat sucilah Tuhan pemilik kerajaan yang sebenarnya.”
a. Penaklukan dimasa pemerintahannya
Selama ia memerintah hanya wilayah Afrika saja yang menjadi tempat eksapansinya dan tidak menambah ekspansi kewilayah lain karena adanya gejolak di dalam negeri, peristiwa tersebut adalah:
o Pemberontakan syi’ah
Yaitu pemberontakan yang terus menerus terjadi sepanjang pemerintahan bani umayyah, penyebabnya adlah menunjukkan sifat tidak suka terhadap sifat anak turun Muawiyah.
o Tragedi Karbela
Husein bin ali ketika terjadi pembaiatan yazid beliau tidak ikut membaiat, penduduk Irak meminta agar ia mau membaiat Yazid, maka Husein, keluarganya, kerabatnya serta pengikutnya berangkat ingin menemui mereka. Namun ditengah perjalanan menuju rumah Yazid Husein dan kerabatnya dihadang olehpasukan Ubaidillah bin Ziyad, disinal terjadi peperangan besar yang akhirnya seluruh sahabat dan pengiku Husein terbunuh begtu pula Husein sendiri, beliau dibunuh dan dipenggal kepalanya dan dibawa kehadapan Yazid, namun untuk menghormati istri-istri Husein kepala beliau dikembalikan.
o Peristiwa Hurrah dan penghalalan Madinah (Dzulhijjah 64 h / 683 M)
Kabar tragedi karbela tersebut sampai ke Madinah dan terdengar oleh Abdullah ibnu Zubair, sehingga ia mengumumkan pencopotan Yazid dari kekhalifahan dan dia membaiat dirinya sendiri dan penduduk Madinah ikut mambaiatnya.
Mendengar berita itu Yazid segera mengirimkan pasukan ke Madina. Dia menghalalkan pertumpahan darah di Madinah dengan membunuh ratusan sahabat dan anak-anak mereka. Akhirnya Madinah takluk, pasukan yazid melanjutkan serangan ke Mekkah tempat abdullah ibnu Zubair melarikan diri, maka Mekkah dikepung dan baitullah dilempari manjanjiq dan dibakar dengan api. Yazid ikut terbunuh saat terjadi pengepungan tersebut sehingga pasukannya kembali ke Syam. Beliau wafat pada bulan rabiul awal 64 H / 683 M. Masa pemerintahannya adalah 4 tahun.
3. Muawiyah bin Yazid (64H / 683 M)
Muawiyah bin Yazid menjadi khalifah setelah ayahnya meninggal. Sayang masa pemerintahannya sangat pendek, dia hanyalah seorang pemuda ayang lemah, masa jabatannya tak lebih dari 40 hari, kemudian mengundurkan diri karena sakit dan mengurung diri dirumah sampai meninggal 3 bulan kemudian.
Pada masa pengangkatannya menjadi khalifah ia pernah mengumpulkan rakyatnya dalam majlis dan ia berpidato:” aku ini tidak sanggup untuk mengurusi kepentingan-kepentingan kamu, maka aku telah berusaha mencerikan untuk kamu seorang pemimpin yang seperti Umar ibnu al Khatthab, yang diminta oleh khalifah Abu Bakar menggantikannya, tapi aku tidak dapati itu. Juga aku telah berusaha mencari enam orang pemimpin seperti pemimpin-pemimpin yang enam yang pernah ditunjuk khalifah Umar untuk bermusyawarah tapi aku juga tidk menemukannya.kamu sekalian lebih tahu akan kepentingan kamu, sebab itu pilihlah siapa yang kamu sukai. Aku tidak ingin membawa khalifah inibersamaku keliang kubur, sedang diwaktu hidupku aku tidak pernah merasakan kenikmatannya ”.
Dengan demikian berakhirlah riwayat Muawiyah satu dan berakhir pulalah kekuasaan anak cucu Abu Sufyan dan mulaialah bani umayyah yang kedua yaitu masa kekuasaan khalifah al hakim ibnu Abul ash ibnu Umayyah.
diposkan oleh motivasi pada 11:45
<< Halaman Muka

Tidak ada komentar: